Rencana Malaysia yang hendak mengklaim
Tari Tor-Tor dan alat musik Gondang Sambilan (Sembilan Gendang) dari Mandailing dalam Seksyen 67
Akta Warisan Kebangsaan 2005 membuat panas Indonesia.
Anggota Komisi X
DPR Raihan Iskandar mengatakan, permasalahan ini
menjadi tantangan bagi pemerintah. Apalagi, registrasi budaya nasional
akan segera dilakukan. ’’Menurut pengakuan LSM di sana itu upaya mereka
dapat eksistensi. Ada bahasa supaya dapat bantuan dana. Ujung-ujungnya
kelihatan mereka ada kemudahan dalam pengembangan budaya di Malaysia,’’
kata Raihan kepada INDOPOS (Grup JPNN) di Jakarta, kemarin (18/6).
Namun, lanjut wakil rakyat asal Aceh ini, komunitas Mandailing di
Malaysia tidak memikirkan efek yang disebabkan dari upaya mereka. Yaitu,
ketersinggungan masyarakat Indonesia. ’’Masalah seperti ini bisa
dikomunikasikan lebih dahulu. Mencari jalan terbaiknya bagaimana,’’
tutur politisi dari PKS ini.
Menurutnya, belum diketahui apakah pengakuan tersebut membuat Tari
Tor-Tor dan Gondang Sambilan jadi milik Malaysia. Atau Malaysia mengakui
sumbernya dari Sumatera Utara dan hanya mengembangkan.
’’Upaya-upaya pengakuan seperti ini harus diambil jalan tengah.
Kebudayaan di Malaysia dan Indonesia mirip-mirip. Banyak suku kita juga
di sana. Jangan sampai jadi hubungan negatif. Ke depannya pasti ada
pengakuan lainnya yang bisa membuat kita marah,’’ papar Raihan.
Karena itu, tambahnya,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus proaktif menanyakan masalah ini ke Malaysia. Supaya
hubungan sosial budaya bisa dikomunikasikan dengan baik. Khususnya dalam
hal paten mematenkan ke dunia internasional. ’’Tidak bisa sepihak ini
punya Malaysia. Nanti hubungan tidak baik dengan negara luar,’’ katanya.
Raihan menambahkan, Kemendikbud mempunyai upaya diplomasi budaya.
Peristiwa sekarang ini jadi sarana bagaimana membuktikan eksistensi
budaya. Melalui diplomasi akan ketemu garis komunikasi yang lebih baik.
’’Bisa saja nanti negara lain mengakui Tari Tor-Tor punya Indonesia yang
tumbuh kembang di Malaysia, Brunei, Filipina. Budaya tidak hanya
nasional tapi juga internasional. Karena budaya ada di banyak tempat,’’
pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud)
bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti menjelaskan, pihaknya sudah melakukan
rapat antar kementerian membahas masalah ini. Jadi, kejadian awalnya
adalah ada sebuah komunitas Mandailing di Malaysia. Mereka mengajukan
pendaftaran ini ke warisan kebangsaan Malaysia. Tujuannya supaya dapat
program dan anggaran untuk Tari Tor-Tor dan Gondang Sambilan tersebut.
’’Itu belum ditetapkan, masih proses pendaftaran. Kita melalui
Kementerian Luar Negeri minta dilakukan pengecekan langsung kebenaran
ini. Memang seperti itu kejadiannya. Kita minta komunikasi dengan
kementerian penerangan dan kebudayaan Malaysia,’’ jelas Wiendu.
Ia melanjutkan, dalam komunikasi yang dilakukan, pihak Malaysia berjanji
akan menjelaskan permasalahan Tari Tor-Tor ini dalam nota tertulis ke
pemerintah Indonesia. Nota tersebut akan disampaikan Rabu (20/6) besok.
’’Kita sudah on the right track. Memang kita tidak bisa meninggalkan
kewaspadaan. Kalau udah klarifikasi kita jangan lengah juga. Waspada
sepanjang jalan,’’ kata Wiendu.
Sementara, Anggota DPR RI Effendi Simbolon yang juga Raja (Ketua) Bolon
seluruh Indonesia (
Punguan Simbolon Dohot Boruna Se-Indonesia/PSBI)
mengatakan, pemerintah Indonesia tidak perlu marah terhadap klaim
Malaysia. ’
’Cukup dengan mengajukan nota diplomatik, maka Pemerintah Indonesia akan
mendapatkan jawaban jelas atas isu kontroverisal tersebut. Sejujurnya
kita harus berterima kasih pada Malaysia, karena kalau gak ada
ramai-ramai seperti ini mana ada kepeduliannya,’’ tegas politisi PDIP
ini di Kantor Pusat PBSI, Pejompongan, Jakarta Pusat, kemarin, (18/06).
Effendi juga menilai Tor-tor bukanlah sekadar tarian, tetapi penyatuan
nilai-nilai budaya dan agama tradisional orang Batak yang terus-menerus
dijaga hingga sekarang. Tarian tersebut juga mengandung unsur ritual
yang tidak bisa ditarikan semua orang karena nilai-nilai sakralnya.
’’Jadi sangat janggal jika orang Malysia bisa menarikan Tor-tor selayaknya orang Batak, makanya kita luruskan dulu,’’ tegas Anggota Komisi VII ini. (jpnn)
Belum ada tanggapan untuk "Besok, Malaysia akan Menjelaskan Klaim Tari Tor-Tor"
Posting Komentar